Vaksinasi COVID-19 menjadi salah satu strategi utama dalam memerangi pandemi global. Meskipun aman dan efektif, beberapa efek samping tetap perlu diwaspadai. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kemunculan Lupus Eritematosus Sistemik (SLE). Tinjauan sistematis yang diteliti oleh Cahuapaza-Gutierrez menganalisis laporan kasus dan serial kasus terkait perkembangan SLE setelah vaksinasi COVID-19. Disimpulkan bahwa meskipun jarang terjadi, vaksinasi COVID-19 dapat memicu SLE pada beberapa individu terutama mereka yang menerima dosis pertama dan vaksin Pfizer-BioNTech-162b2.
Tujuan: Vaksinasi terhadap SARS-CoV-2 menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat COVID-19 di seluruh dunia. Namun, terdapat beberapa efek samping yang timbul dan menjadi perhatian, seperti Lupus Eritematosus Sistemik (SLE). Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis laporan kasus dan seri kasus yang mendokumentasikan kemunculan SLE setelah vaksinasi COVID-19.
Metode: Studi ini mencakup laporan kasus dan seri kasus, serta mengecualikan tinjauan sistematis, tinjauan naratif, surat kepada editor, dan publikasi serupa. Pencarian bibliografi yang selektif dilakukan di basis data PubMed, Scopus, dan EMBASE, serta di platform Web of Science. Joanna Brigs Institute (JBI) digunakan untuk menilai risiko bias dan kualitas penelitian. Data deskriptif dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 23.0.
Hasil: Sebanyak 12 studi memenuhi kriteria kelayakan, mendokumentasikan total 16 pasien SLE. Rata-rata usia pasien adalah 42,4 ± 18,69 tahun, dengan kasus SLE pasca vaksinasi lebih banyak ditemukan pada perempuan (perempuan (n = 9) dibanding laki-laki (n = 7). Sebagian besar kasus SLE berkaitan dengan pemberian vaksin Pfizer-BioNTech-162b2 (75%), diikuti oleh Sinopharm (12,5%), Moderna (6,25%), dan AstraZeneca (6,25%). Sebagian besar kasus terjadi setelah vaksin dosis pertama (56,25%), diikuti oleh dosis kedua (37,5%), dan hanya satu kasus yang muncul setelah dosis ketiga. Waktu antara pemberian vaksin dan kemunculan gejala SLE berkisar antara 1 hingga 30 hari. Manifestasi muskuloskeletal dan kulit paling sering ditemukan. Semua pasien merespons dengan baik terhadap pengobatan, tanpa laporan kematian.
Kesimpulan: Kasus SLE yang terkait dengan vaksinasi COVID-19 jarang terjadi. Namun, pemantauan klinis direkomendasikan untuk individu yang menerima vaksin SARS-CoV-2, terutama mereka yang menerima dosis pertama dan vaksin Pfizer-BioNTech-162b2.






Tinggalkan komentar