Depresi dan kecemasan merupakan perasaan emosional yang sering dialami oleh penderita lupus. Hal ini dapat menjadi sulit untuk menentukan apakah merupakan bagian dari penyakit lupus, atau muncul sebagai respon terhadap penyakit kronis, atau bahkan merupakan kondisi psikologis yang tidak terkait.
Lupus dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk otak. Ketika telah menyerang otak, seorang pasien seringnya akan mengalami gejala depresi, kecemasan, hingga brain fog atau disfungsi kognitif. Penyebab terjadinya keterlibatan neuropsikiatri sebagai manifestasi lupus yang menyebabkan gejala depresi hingga kecemasan masih belum sepenuhnya dipahami. Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa bahwa depresi dan kecemasan pada lupus kemungkinan dimediasi melalui kombinasi kompleks dari faktor biologis, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Beberapa Gejala Depresi dan Kecemasan pada Penderita Lupus
Terkadang gejala kecemasan dan depresi dapat saling tumpang tindih, dan bisa sulit untuk menentukan apakah Anda mengalami salah satu, yang lainnya, atau keduanya.
Berikut merupakan beberapa gejala yang paling sering terjadi akibat depresi:
- Perasaan ketidakberdayaan atau keputusasaan
- Kesedihan atau menangis tanpa ada alasan
- Tidur terlalu banyak
- Perubahan pada nafsu makan
- Tidak berenergi
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, memori yang menurun
- Ketidakpastian
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri, atau pikiran yang mengganggu
Sedangkan gejala akibat kecemasan di antaranya:
- Merasa gugup, gelisah, atau tegang
- Peningkatan detak jantung, dan/atau palpitasi jantung
- Pernapasan cepat, atau lebih cepat dari biasanya
- Gemetar
- Merasa ada ancaman yang akan datang, khawatir
- Perubahan suhu tubuh, berkeringat atau merasa kedinginan
Bagaimana Strategi Manajemen Depresi dan Kecemasan Pada Lupus?
Manajemen kondisi psikologis ini pada lupus bergantung pada kombinasi pengobatan gejala yang mendasari. Pada depresi berat, terutama jika disertai gejala lain seperti kecemasan atau halusinasi, bantuan terapis khusus sangat penting. Salah satu kemajuan medis dalam dekade terakhir adalah pengenalan antidepresan yang lebih baru dan lebih ringan dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengobatan yang lebih awal ditemukan.
Beberapa strategi manajemen depresi serta kecemasan pada lupus dapat berupa:
- Mendapatkan terapi
- Bagi kebanyakan orang, kesehatan mental mereka umumnya membaik dengan kombinasi terapi dan obat. Beberapa terapis yang dapat membantu diantaranya:
- Psikoterapi: Di bawah bimbingan profesional terlatih, dapat membantu Anda memahami perasaan, penyakit, dan hubungan Anda, serta mengatasi stres dengan lebih efektif.
- Terapi perilaku kognitif: Terkadang disebut CBT, ini adalah jenis terapi yang dilakukan dalam setting kelompok dengan seorang konselor atau seorang terapis.
- Terapis: Seseorang untuk diajak bicara, yang tidak meresepkan obat.
- Psikiater: Dokter spesialis kejiwaan yang meresepkan obat untuk membantu mengelola kesehatan mental Anda.
- Mengkonsumsi obat antidepresan
Beberapa jenis obat yang diresepkan dapat membantu mengurangi efek depresi. Obat anti-kecemasan juga tersedia untuk mengurangi rasa khawatir dan perasaan takut. Pada beberapa orang, perbaikan dapat terjadi dalam beberapa minggu setelah pengobatan dimulai.
- Mencari cara untuk mengurangi rasa nyeri
Nyeri kronis bisa menjadi faktor dalam munculnya depresi. Selain pengobatan, para ahli sering merekomendasikan cara non-obat untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi nyeri kronis.
- Latihan fisik lebih banyak
Jika Anda secara fisik mampu, Anda dapat melakukan beberapa jenis aktivitas fisik setiap hari, seperti berjalan santai, bersepeda, serta berenang.
- Memperbaiki siklus tidur
Tidur yang kurang juga dapat menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan, termasuk depresi.
- Memiliki support system
Tetaplah berhubungan dengan anggota keluarga, teman kerja lama, atau sahabat lama.
Walaupun belum ada angka pasti tentang berapa banyak penderita lupus yang mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya, penting untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian. Diskusikan kondisi Anda dengan ahli reumatologi dan juga psikolog, psikiater atau ahli psikosomatis untuk mendapatkan arahan yang tepat dalam menerima pengobatan. Mereka yang berhasil mencari pengobatan seringkali merasakan peningkatan kualitas hidup yang signifikan seiring waktu.
Daftar Pustaka:
- Figueiredo-Braga, M., Cornaby, C., Cortez, A., Bernardes, M., Terroso, G., Figueiredo, M., Mesquita, C. D. S., Costa, L., & Poole, B. D. (2018). Depression and anxiety in systemic lupus erythematosus: The crosstalk between immunological, clinical, and psychosocial factors. Medicine, 97(28), e11376.
- America, L.F. (2023) Managing your mental health with lupus. Available at: https://www.lupus.org/resources/lupus-and-depression-know-the-signs-and-how-to-get-help (Accessed: 29 September 2024).






Tinggalkan komentar