Salah satu komplikasi hematologi yang sering terjadi pada pasien lupus adalah trombositopenia, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Studi yang dilakukan oleh Zeynep Toker Dincer et al. meneliti efektivitas dan keamanan rituximab (RTX) dalam menangani trombositopenia pada pasien dengan Lupus Eritematosus Sistemik (LES) yang tidak merespons dengan terapi konvensional seperti glukokortikoid (GC), imunoglobulin intravena (IVIG), serta agen imunosupresif lainnya. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi RTX sebagai alternatif terapi yang lebih efektif dalam mencapai remisi, mengurangi ketergantungan terhadap steroid dan IVIG, serta menentukan jumlah siklus optimal untuk mendapatkan respons klinis yang maksimal. Dengan melakukan analisis retrospektif terhadap data pasien yang menerima RTX antara tahun 2016 hingga 2023, penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai peran RTX dalam mengatasi trombositopenia pada pasien LES yang sulit diobati.

Tujuan

Penilaian efikasi dan keamanan rituximab (RTX) dalam mengobati trombositopenia pada pasien lupus eritematosus sistemik (LES) yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional, evaluasi potensinya sebagai alternatif imunoglobulin intravena (IVIG) yang mahal, dan meneliti jumlah siklus rituximab yang optimal untuk mencapai remisi lengkap.

Metode

Analisis retrospektif dilakukan terhadap penggunaan rituximab antara tahun 2016 sampai 2023 di rumah sakit universitas tersier. Catatan medis pasien lupus yang mengalami trombositopenia dan tidak responsif terhadap pengobatan konvensional ditinjau.

Hasil

26 pasien (21 perempuan & 5 laki-laki) berusia 52,1 ± 14,4 tahun diikutsertakan. Semua pasien menerima pengobatan glukokortikoid (GC) dan 12 pasien menerima IVIG sebelum pemberian RTX. Jumlah rata-rata siklus RTX yang diberikan adalah 2,50 (IQR: 2-6). Remisi lengkap dicapai pada 18 pasien (69,2%), dengan 10 pasien (38,5%) mencapai remisi lengkap selama siklus pengobatan awal. 4 pasien mencapai remisi parsial dan 4 pasien tetap refrakter. Jumlah rata-rata siklus yang dibutuhkan untuk mencapai remisi lengkap selama follow up adalah 1,5 (IQR: 1-3,5). RTX secara signifikan mengurangi kebutuhan GC, dengan hanya 7,7% pasien yang menerima prednisolon >5 mg sesudahnya. Selain itu, kebutuhan IVIG menurun, dengan hanya 19,2% pasien yang memerlukan IVIG setelah menyelesaikan pengobatan RTX selama 6 bulan (p < 0,046). Jumlah trombosit rata-rata meningkat secara signifikan setelah pengobatan RTX (p < 0,001) dan kejadian perdarahan menurun dari 76,9% menjadi 34,6% setelah 6 bulan pengobatan dengan RTX, dan tidak ada yang diklasifikasikan sebagai kategori yang mengancam jiwa. Tidak ada efek samping yang diamati, kecuali hipogamaglobulinemia pada satu pasien (3,8%).

Kesimpulan

Rituximab menunjukkan keefektifan dan keamanan untuk pasien lupus dengan trombositopenia yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional, memberikan opsi alternatif yang potensial, dan mengurangi ketergantungan pada pengobatan glukokortikoid (GC) dan imunoglobulin intravena (IVIG).

BACA SELENGKAPNYA

Tinggalkan komentar

Trending