Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah penyakit reumatik autoimun yang ditandai dengan peradangan dan kerusakan pada berbagai jaringan. Manajemen lupus umumnya melibatkan pengobatan medis, tetapi faktor gaya hidup seperti pola makan juga berperan penting dalam mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Sampai saat ini, belum ada pedoman diet khusus untuk lupus yang didukung oleh penelitian kuat. Namun, berdasarkan studi terbaru, beberapa pola makan dan suplemen tertentu dapat memberikan manfaat bagi pasien lupus. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) tentang diet untuk pasien lupus berdasarkan hasil penelitian terbaru.(1)
1. Apakah ada makanan anti-inflamasi yang bisa membantu pasien lupus?
Beberapa makanan diketahui memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada pasien lupus. Makanan ini meliputi:(2)
- Omega-3: Terdapat dalam ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna. Omega-3 membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi jantung.
- Vitamin D: Dapat ditemukan dalam ikan, jamur, dan makanan yang diperkaya vitamin D. Suplementasi vitamin D dapat membantu menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh.
- Curcumin (Kunyit): Memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi gejala radang.
2. Pola diet seperti apa yang dianjurkan untuk mengurangi flare-up atau kekambuhan pada lupus?
Meskipun tidak ada satu pola diet yang pasti untuk semua penyintas lupus, beberapa pola makan yang disarankan meliputi:(3)
- Diet mediterania: Kaya akan buah, sayur, ikan, minyak zaitun, dan biji-bijian, yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Diet rendah glikemik: Mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat olahan untuk mengontrol peradangan dan menghindari lonjakan gula darah.
- Diet rendah kalori: Beberapa studi menunjukkan bahwa diet rendah kalori dapat membantu mengurangi peradangan pada pasien lupus.
3. Apakah ada suplemen yang bermanfaat untuk pasien lupus?
Beberapa suplemen yang mungkin bermanfaat bagi pasien lupus antara lain:(4)
- Vitamin D: Dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang dan mengurangi risiko flare-up.
- Omega-3: Mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan jantung.
- Vitamin E: Berperan sebagai antioksidan yang dapat membantu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh.
Namun, sebelum mengonsumsi suplemen, pasien harus berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari efek samping atau interaksi dengan obat.
4. Apakah pasien lupus boleh mengonsumsi suplemen protein?
Suplemen protein umumnya aman, tetapi bagi pasien lupus dengan gangguan ginjal, konsumsi protein berlebih perlu dibatasi. Pasien sebaiknya memilih sumber protein alami seperti ikan, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak, serta berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen protein.(1)
5. Apakah ada makanan yang harus dihindari karena dapat berinteraksi dengan obat lupus?
Beberapa makanan dapat mengganggu efektivitas obat lupus, misalnya:(5)
- Makanan tinggi vitamin K dapat mengganggu efektivitas obat pengencer darah seperti warfarin yang mungkin digunakan oleh penyintas lupus.
- Buah jeruk bali merah (grapefruit) dapat meningkatkan atau menurunkan efektivitas beberapa obat lupus.
- Makanan olahan dan tinggi garam dapat memperburuk tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit jantung pada pasien lupus.
6. Apakah diet rendah kalori atau rendah glikemik bermanfaat bagi pasien lupus?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah kalori atau rendah glikemik dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan metabolik pasien lupus.(3) Namun, efeknya mungkin bervariasi antara individu, sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.
Kesimpulan
Meskipun belum ada diet khusus yang direkomendasikan secara universal untuk pasien lupus, beberapa pola makan dan suplemen tertentu dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan kualitas hidup. Penting bagi pasien lupus untuk menjaga pola makan yang seimbang, menghindari makanan yang dapat memicu flare-up, dan berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum melakukan perubahan besar dalam pola makan atau mengonsumsi suplemen. Dengan memahami peran nutrisi dalam manajemen lupus, pasien dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan mereka secara keseluruhan.
Referensi
- Sciascia S, Ferrara G, Roccatello L, Rubini E, Foddai SG, Radin M, et al. The Interconnection Between Systemic Lupus Erythematosus and Diet: Unmet Needs, Available Evidence, and Guidance—A Patient-Driven, Multistep-Approach Study. Nutrients. 2024 Nov 29;16(23):4132.
- de Medeiros MCS, Medeiros JCA, de Medeiros HJ, Leitão JCG de C, Knackfuss MI. Dietary intervention and health in patients with systemic lupus erythematosus: A systematic review of the evidence. Crit Rev Food Sci Nutr. 2019 Sep 8;59(16):2666–73.
- Islam MA, Khandker SS, Kotyla PJ, Hassan R. Immunomodulatory Effects of Diet and Nutrients in Systemic Lupus Erythematosus (SLE): A Systematic Review. Front Immunol. 2020 Jul 22;11.
- Jiao H, Acar G, Robinson GA, Ciurtin C, Jury EC, Kalea AZ. Diet and Systemic Lupus Erythematosus (SLE): From Supplementation to Intervention. Int J Environ Res Public Health. 2022 Sep 20;19(19):11895.
- Tan CSS, Lee SWH. Warfarin and food, herbal or dietary supplement interactions: A systematic review. Br J Clin Pharmacol. 2021 Feb;87(2):352–74.






Tinggalkan komentar