Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah penyakit autoimun yang menyerang berbagai organ tubuh dengan mendisregulasi beberapa jalur imun bawaan dan adaptif. Meskipun penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita usia produktif, penyakit ini juga dapat terjadi pada mereka yang berusia lanjut.(1) Lupus yang pertama kali muncul pada usia di atas 50 tahun disebut sebagai Late-Onset Systemic Lupus Erythematosus (Lo-SLE) dan hal ini berkaitan secara biologis dengan rerata usia menopause. Kasus ini mencakup sekitar 20% dari seluruh penderita lupus.(2)

Perbedaan Lo-SLE dengan Lupus yang Muncul di Usia Dini

Lo-SLE memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan lupus yang muncul pada usia lebih muda. Salah satunya adalah keterlibatan organ utama yang lebih jarang terjadi, seperti nefritis lupus atau kondisi radang ginjal akibat lupus, tetapi kerusakan organ akibat penyakit ini lebih cepat berkembang. Selain itu, gejala khas lupus seperti ruam kulit dan artritis cenderung lebih jarang ditemukan pada penderita Lo-SLE.(3)

Faktor usia juga berperan dalam menurunkan dominasi lupus pada wanita. Jika pada usia muda lupus lebih banyak menyerang wanita dengan rasio 8:1 dibandingkan pria, pada Lo-SLE rasio ini menurun menjadi sekitar 4:1 atau bahkan mendekati 1:1. Hal ini diduga berkaitan dengan perubahan kadar hormon estrogen setelah menopause.(4)

Tantangan dalam Diagnosis dan Pengobatan Lo-SLE

Salah satu tantangan terbesar dalam Lo-SLE adalah keterlambatan diagnosis. Karena lupus lebih umum terjadi pada usia muda, dokter seringkali tidak mencurigai lupus pada pasien yang lebih tua. Akibatnya, pengobatan bisa terlambat diberikan dan menyebabkan akumulasi kerusakan organ menjadi lebih cepat.(1)

Selain itu, penderita Lo-SLE umumnya memiliki penyakit penyerta (komorbiditas) yang lebih banyak, seperti osteoporosis, hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.(5) Hal ini membuat penanganan Lo-SLE menjadi lebih kompleks karena dokter harus mempertimbangkan risiko efek samping obat terhadap penyakit penyerta tersebut. Misalnya, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang bisa memperburuk osteoporosis dan meningkatkan risiko diabetes.(6)

Strategi Pengobatan yang Optimal

Dalam mengobati Lo-SLE, pendekatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi pasien.(7) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan Lo-SLE antara lain:

  • Hindari Penggunaan Steroid Dosis Tinggi Jangka Panjang: Kortikosteroid sering digunakan dalam pengobatan lupus, tetapi penggunaannya pada pasien lansia perlu dikontrol ketat untuk mencegah efek samping seperti pengeroposan tulang.(1)
  • Terapi Imunosupresif yang Lebih Aman: Obat-obatan seperti hidroksiklorokuin (HCQ) tetap menjadi pilihan utama dalam pengobatan lupus, tetapi perlu pemantauan ketat karena risiko toksisitas pada mata dan otot meningkat pada usia lanjut.(8)
  • Pengobatan Non-Farmakologis: Selain obat, perubahan gaya hidup sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita Lo-SLE. Olahraga ringan, manajemen stres, serta pola makan sehat dapat membantu mengurangi kelelahan dan nyeri sendi.(9)
  • Pencegahan Komplikasi: Karena Lo-SLE meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, pasien perlu menjaga tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol dengan baik. Vaksinasi juga sangat disarankan untuk mencegah infeksi yang lebih sering terjadi pada penderita lupus.(1)

Kesimpulan

Lo-SLE adalah bentuk lupus yang memiliki karakteristik berbeda dengan lupus yang muncul pada usia muda. Meskipun kerusakan organ lebih cepat terjadi, pengobatan yang tepat dan deteksi dini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, kesadaran akan lupus pada usia lanjut perlu ditingkatkan, baik di kalangan tenaga medis maupun masyarakat umum agar pasien dapat menerima diagnosis dan terapi yang tepat waktu.

Referensi

  1. Mruthyunjaya P, Ahmed S, Botabekova A, Baimukhamedov C, Zimba O. Late-onset Systemic Lupus Erythematosus. Rheumatol Int. 2025 Jan 15;45(1):29.
  2. Riveros Frutos A, Holgado S, Sanvisens Bergé A, Casas I, Olivé A, López-Longo FJ, et al. Late-onset versus early-onset systemic lupus: characteristics and outcome in a national multicentre register (RELESSER). Rheumatology. 2021 Apr 6;60(4):1793–803.
  3. Gokcen N, Cefle A. Clinical features of late-onset systemic lupus erythematosus. Anti-Aging Eastern Europe. 2024 Jun 27;3(2):87–95.
  4. Piga M, Tselios K, Viveiros L, Chessa E, Neves A, Urowitz MB, et al. Clinical patterns of disease: From early systemic lupus erythematosus to late-onset disease. Best Pract Res Clin Rheumatol. 2023 Dec;37(4):101938.
  5. Kosałka-Węgiel J, Pacholczak-Madej R, Dziedzic R, Siwiec-Koźlik A, Spałkowska M, Milewski M, et al. Malignancy in systemic lupus erythematosus: relation to disease characteristics in 92 patients – a single center retrospective study. Rheumatol Int. 2024 Jun 8;44(9):1701–13.
  6. Santos MJ, Vinagre F, Canas da Silva J, Gil V, Fonseca JE. Body composition phenotypes in systemic lupus erythematosus and rheumatoid arthritis: a comparative study of Caucasian female patients. Clin Exp Rheumatol. 2011;29(3):470–6.
  7. Fedorchenko Y, Mahmudov K, Abenov Z, Zimba O, Yessirkepov M. Rehabilitation of patients with inflammatory rheumatic diseases and comorbidities: unmet needs. Rheumatol Int. 2024 Jan 31;44(4):583–91.
  8. Fairley JL, Nikpour M, Mack HG, Brosnan M, Saracino AM, Pellegrini M, et al. How toxic is an old friend? A review of the safety of hydroxychloroquine in clinical practice. Intern Med J. 2023 Mar 25;53(3):311–7.
  9. Fangtham M, Kasturi S, Bannuru RR, Nash JL, Wang C. Non-pharmacologic therapies for systemic lupus erythematosus. Lupus. 2019 May 8;28(6):703–12.

Tinggalkan komentar

Trending