Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah salah satu penyakit autoimun yang kompleks. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh yang biasanya melindungi kita dari infeksi justru berbalik menyerang jaringan tubuh sendiri. Akibatnya, berbagai organ bisa mengalami peradangan dan kerusakan, mulai dari kulit, sendi, ginjal, hingga jantung.
Data menunjukkan bahwa lupus jauh lebih sering menyerang wanita dibanding pria, dengan perbandingan sekitar 9 wanita untuk setiap 1 pria. Kebanyakan kasus pada wanita muncul pada usia produktif, terutama saat usia 20–40 tahun.
Namun, menariknya, walaupun jumlah pria yang terkena lupus jauh lebih sedikit, gejala lupus pada pria sering kali lebih berat. Hal inilah yang membuat penelitian terbaru mencoba mengungkap perbedaan lupus antara pria dan wanita.
Perbedaan Lupus pada Pria dan Wanita
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Rheumatology International tahun 2025 meninjau puluhan studi tentang lupus dan menemukan perbedaan mencolok antara pria dan wanita.
1. Usia Saat Terdiagnosis
- Pria umumnya terdiagnosis lupus pada usia lebih tua.
- Wanita lebih sering terdiagnosis pada usia muda, terutama usia subur namun seringkali membutuhkan waktu untuk diagnosis yang lebih lama.
Hal ini mungkin berkaitan dengan faktor hormonal, karena hormon estrogen pada wanita diduga berperan besar dalam memicu penyakit autoimun.
2. Gejala dan Organ yang Terdampak
- Pria lebih berisiko mengalami lupus yang menyerang organ vital, misalnya ginjal (lupus nefritis), jantung, serta lebih mudah terkena infeksi berat.
- Wanita lebih sering menunjukkan gejala di kulit, seperti ruam merah saat terkena sinar matahari (fotosensitivitas), rambut rontok (alopecia), fenomena Raynaud (jari pucat atau kebiruan saat dingin), dan juga lebih rentan mengalami osteoporosis.
3. Antibodi dalam Tubuh
- Pada pria, lebih sering ditemukan antibodi yang berhubungan dengan risiko pembekuan darah. (Lupus Anti-coagulant, Anti-cardiolipin)
- Pada wanita, lebih sering muncul antibodi yang memicu gejala kulit dan masalah kekebalan lainnya.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa sistem imun pria dan wanita merespons lupus dengan cara yang berbeda.
Mengapa Bisa Berbeda?
Ada beberapa alasan mengapa lupus berbeda antara pria dan wanita:
- Pengaruh Hormon – Estrogen pada wanita dapat meningkatkan aktivitas sistem imun, sehingga memicu lupus lebih sering pada wanita.
- Genetik – Beberapa gen yang terkait lupus lebih sering ditemukan pada kromosom X, yang jumlahnya dua pada wanita.
- Faktor Lingkungan – Paparan sinar matahari, stres, dan infeksi juga berperan, namun efeknya bisa berbeda pada pria dan wanita.
Apa Artinya untuk Penderita?
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pendekatan pengobatan lupus tidak bisa disamaratakan. Dokter perlu mempertimbangkan faktor jenis kelamin dalam menentukan diagnosis, pilihan obat, hingga pemantauan jangka panjang.
Bagi pasien dan keluarga, informasi ini penting untuk memahami bahwa lupus pada pria bisa tampak berbeda dari lupus pada wanita. Misalnya, pria mungkin tidak menunjukkan ruam kulit yang jelas, tetapi bisa lebih cepat mengalami gangguan ginjal.
Kesimpulan
- Lupus lebih sering menyerang wanita, tetapi pria lebih rentan mengalami komplikasi serius.
- Gejala lupus berbeda antara pria dan wanita, baik dari sisi antibodi, organ yang terdampak, maupun pola pengobatan.
- Penting bagi penderita lupus untuk melakukan pemeriksaan rutin, mengikuti anjuran dokter, serta menjaga gaya hidup sehat untuk mencegah perburukan penyakit.
Referensi
Albrecht, K., Troll, W., Callhoff, J. et al. Sex- and gender-related differences in systemic lupus erythematosus: a scoping review. Rheumatol Int 45, 160 (2025). https://doi.org/10.1007/s00296-025-05910-7






Tinggalkan komentar