Apa itu flare lupus?

Flare disebut juga dengan kondisi kekambuhan pada pasien lupus dimana sistem imun menjadi lebih aktif sehingga memicu peradangan lebih tinggi dari biasanya karena sistem imun kembali aktif menyerang jaringan tubuh sendiri. Flare dapat terjadi berulang, tapi tidak selalu bisa diprediksi. Sedangkan kondisi “subklinis” merupakan kondisi medis yang menunjukkan adanya kelainan pada tubuh, tapi tidak disertai gejala yang jelas atau nyata. Akan tetapi, baru terdeteksi dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan.

Mengapa sering tidak disadari?

Flare lupus tidak selalu datang dengan gejala berat. Gejala yang timbul bisa berupa nyeri sendi ringan, lelah, dan demam. Nyeri sendi umumnya dirasakan di jari tangan dan kaki, lutut, bersifat asimetris, berpindah-pindah, dan kadang disertai kekakuan di pagi hari selama 30 menit atau lebih. Nyeri sendi juga dapat terjadi dengan tanpa tanda radang sendi yang nyata seperti disertai pembengkakan yang minimal dan bersifat hilang timbul.

Hal inilah yang menyebabkan kondisi flare sering tidak disadari karena menganggap gejalanya mirip dengan kelelahan biasa, nyeri sendi biasa. Lalu apa yang menandakan kondisi peradangan mulai aktif lain? dari gejala yang timbul atau hasil lab yang cenderung meningkat.

Pemicu flare yang sering terlupakan

Berikut beberapa faktor yang bisa memicu lupus aktif kembali:

  • Stres emosional
  • Paparan sinar matahari berlebih
  • Infeksi
  • Kurang tidur
  • Tidak rutin meminum obat
  • Perubahan hormon bagi wanita yang menjelang haid

Pemeriksaan yang dapat dilakukan

Pada pemeriksaan subklinis, pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan laboratorium berupa:

  • Peningkatan kadar anti-dsDNA
  • Penurunan komplemen C3/C4
  • Peningkatan kadar laju endap darah (LED)

Jadi, meski tubuh merasa “baik-baik saja”, hasil lab rutin tetap wajib dipantau.

Pencegahan dan monitoring

Paling penting dan utama adalah berusaha menghindari dan mengelola faktor-faktor yang dapat memicu flare dengan cara:

  • Minum obat sesuai anjuran
  • Rutin control ke dokter
  • Gunakan tabir surya SPF setiap hari
  • Tidur cukup
  • Makan makanan dengan gizi seimbang
  • Mengelola stress

Nyeri sendi ringan dan kelelahan belum tentu hal sepele. Bisa jadi itu sinyal dari tubuh bahwa sistem imun sedang hiperaktif. Jadi, jangan tunggu parah baru periksakan diri ke dokter.

Cegah flare sebelum menyerang !💜

Referensi

  1. IRA. Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2025.
  2. Morand EF, Jones SA. Flare in systemic lupus erythematosus: lost in translation?. The Journal of Rheumatology. 2024 May 1;51(5):437-9.
  3. Thanou A, Jupe E, Purushothaman M, Niewold TB, Munroe ME. Clinical disease activity and flare in SLE: Current concepts and novel biomarkers. Journal of Autoimmunity. 2021 May 1;119:102615.
  4. Andrade SD, Julio PR, Nunes de Paula Ferreira D, Appenzeller S. Predicting lupus flares: epidemiological and disease related risk factors. Expert Review of Clinical Immunology. 2021 Feb 1;17(2):143-53.

Tinggalkan komentar

Trending